ISISLI – Hampir semua orang suka berbelanja. Namun bila pengeluaran berlebihan menjadi kebiasaan kompulsif yang mengganggu keuangan rumah tangga, hal ini bisa menjadi masalah serius. Berikut tanda kamu menjadi impulsive buyer. Jangan lewatkan informasi ini yang akan membantu mengelola keuangan dengan lebih cerdas dan terhindar dari masalah keuangan di kemudian hari.
Kesulitan dalam mengendalikan keinginan belanja
Tanda pertama dari kecenderungan belanja impulsif adalah ketidakmampuan mengendalikan impuls belanja. Tidak ada yang bisa saya lakukan di toko atau online. Hal ini bisa terjadi jika Anda sering membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan hanya karena terdorong oleh promo atau diskon.
Kesulitan mengendalikan dorongan hati untuk berbelanja sering dikaitkan dengan masalah emosional seperti stres dan kecemasan. Menurut penelitian Journal of Consumer Research. Mengenali dan mengelola emosi ini dapat membantu mengendalikan dorongan membeli.
Tanda jelas dari perilaku belanja impulsif adalah kecenderungan mengabaikan anggaran atau rencana keuangan yang telah disiapkan sebelumnya. Kamu mungkin akhirnya membeli barang yang tidak ada dalam daftar belanjaanmu atau melebihi batas yang kamu tetapkan.
Tak peduli anggaran atau rencana keuangan
Hal paling jelas dari perilaku belanja impulsif adalah kecenderungan mengabaikan anggaran dan rencana keuangan yang telah ditulis sebelumnya. Kamu mungkin akhirnya membeli barang yang tidak ada dalam daftar belanjaan atau melebihi batas yang ditetapkan.
Menurut laporan dari National Endowment for Financial Education, mengabaikan anggaran adalah salah satu ciri perilaku belanja impulsif. Itu dapat mengancam stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
Pembelian karena emosi atau kesenangan sementara
Sementara Impulsif dalam berbelanja sering kali didorong oleh emosi dan keinginan akan kesenangan sementara. Saat kita stres, bosan, atau suasana hati sedang baik, kita cenderung membeli sesuatu tanpa berpikir panjang. Menurut sebuah penelitian di Journal of Marketing Research, pembelian yang didorong oleh emosi kurang rasional dan cenderung didasarkan pada emosi jangka pendek. Jika membiarkan emosi mengarahkan kamu untuk membeli, kamu akan sering menyesalinya di kemudian hari.
Banyak barang yang belum digunakan
Kecenderungan pembelian impulsif adalah adanya tumpukan barang yang tidak pernah atau jarang digunakan. Mungkin kamu tergoda untuk membeli suatu produk karena diskon atau promosi, tapi mungkin akhirnya tidak menggunakannya.
Penumpukan barang-barang yang tidak terpakai disebabkan oleh kebiasaan belanja yang tidak bijaksana dan impulsif. Hindari tumpukan barang yang tidak terpakai dengan mengurangi pembelian berdasarkan kebutuhan sebenarnya.
Kesulitan dalam membayar tagihan atau utang
Jika berbelanja secara tidak teratur dan kesulitan membayar tagihan atau hutang, ini bisa menjadi pertanda kuat bahwa terlalu impulsif dalam berbelanja. Kesejahteraan finansial dan emosional bisa terancam ketika kamu terjebak dalam siklus utang akibat pembelian impulsif.
Menurut Komisi Perdagangan Federal, banyak konsumen mengalami kesulitan keuangan karena pembelian impulsif dan utang yang sulit dilunasi. Penting untuk mengenali masalah ini dan mencari solusi untuk mengelola keuanganmu dengan lebih hati-hati.
Pengendalian perilaku impulsif buyer merupakan langkah penting dalam menjaga anggaran rumah tangga sehat. Mengenali tanda-tanda itu dapat membantu mengatasi kebiasaan belanja yang dapat berdampak negatif pada keuangan. Sebelum berbelanja, pertimbangkan kebutuhan sebenarnya dan buatlah keputusan bijak saat mengelola keuangan rumah tangga.
Nah, itulah tanda kamu menjadi impulsif buyer yang perlu kamu waspadai. Memang hampir terjadi ke sebagian orang, tapi tetap bisa dicegah dari awal. Apakah kamu termasuk orang dalam kategori tersebut? (redaksi: slot deposit pulsa tanpa potongan)